bicara soal Pupus

Friday, January 8, 2010by Danty Soebandrijo | 0 comments | Labels:

I’m not begging you to love me

I’m not really even asking you

But wouldn’t it be all right

If I cherished the hope in my heart ?

If I yearned to hold your hand

It would only hurt me – not you

If you didn’t notice me

My heart would be aching – not yours

But, if you did notice me,

Or even, by any chance,

Gazed into my eyes

I would try not to tremble

But please,

Don’t ask me not to love you


Hey, puisi yang menarik bukan?
Puisi diatas gue kutip dari buku LIA gue, kalo ga salah di buku intermediate 3 atau 4. Lupa spesifiknya, pokoknya itu lah..
Siapakah yang membuatnya? Mana saya tahu.. buku saya saja sudah hilang ditelan zaman.

Entah mengapa di kelas LIA saat itu sedang membahas masalah percintaan, mulai dari unconditional love, bertepuk sebelah tangan (lupa bahasa inggrisnya), sampai pernikahan yang direncanakan aka dijodohkan (kalo ga salah bahasa inggrisnya rearrange married, tapi kayaknya salah deh)
Gaul ya kursus bahasannya gituan...

Waktu itu hot banget deh dikelas. Murid-murid yang notabenenya masih muda belia yang kata Rhoma Irama sedang dalam masa yang berapi-api tentunya amat tertarik sekali. Yang gue inget, kita disuruh diskusi gitu tentang masalah percintaan. Menarik sekali bukan? Sesuatu yang tidak kita dapatkan secara akademis di sekolah..

Anyway, balik lagi ke puisi diatas. Sedefinisi gue, puisi diatas mengandung ungkapan seseorang yang sedang mengalami Pupus atau bertepuk sebelah tangan cintanya.

Tentu kita pernah menyukai seseorang, namun belum tentu seseorang yang kita sukai mempunyai perasaan yang sama pada kita. Berbagai usaha pun rela kita lakukan demi mendapat perhatian orang yang kita suka. Namun, lagi-lagi belum tentu apa yang kita lakukan disukai olehnya.

Di puisi ini, setidaknya dalam bayangan saya, ada dua oknum. Oknum pertama sebagai yang tertolak kita sebut saja Singkong, dan oknum yang menolak kita sebut sebagai Keju.

Singkong telah menyukai Keju semenjak lama, lama sekali. Kemudian, berbagai usaha pun dilakukan Singkong untuk mendapatkan perhatian Keju. Mulai dari sms, kirim surat-surat cinta, ngelike dan comment status facebook Keju setiap harinya, pinjam alat tulis atau buku catatan, ngasih hadiah-hadiah kecil (seperti mobil Porsche, kalung berlian 43 karat, sampai 17 kebo siap potong), sampai goyang dangdut heboh di club tempat Keju suka nongkrong.

Namun dewi fortuna dan Cupid rupanya sedang kelayaban disaat singkong membutuhkannya. Perhatian yang ia beri bukannya membuat Keju jatuh hati, malah membuatnya menjadi risih akan keberadaan Singkong sampai ia ingin mandi air tanah terus setiap kali bertemu dengan Singkong.

Disini kita tau bahwa Keju tau kalau singkong tau kalo ia suka tahu. Eh, maaf salah. maksudnya kita bisa simpulkan bahwa Keju tau kalo Singkong suka ama dia. Dan karena Keju merasa Singkong bukan tipe dia banget, maka dia ga suka sama dia dan perhatian-perhatian yang singkong berikan. Dan ia pun meminta Singkong untuk jauh-jauh dari dia karena dia ga suka dan ga akan mungkin suka sama Singkong.

Nah, puisi ini mungkin bisa jadi perwakilan dari apa yang Singkong rasakan. campuran rasa sedih, sakit hati, namun penuh harap tertuang menjadi satu.

..................................................

(tiba-tiba buntu)

ya pokoknya gitulah, ini puisi didedikasikan buat para Pupusers (ehm) diseluruh dunia.

Sebegitu sajalah, poinnya? pikir sendiri aja. Gue bingung, tiba-tiba penyakit bloon gue kambuh..

Sayonaraa!!!!

PS: akhir dari kisah singkong dan keju ternyata berakhir bahagia! Karena saat ini kita bisa merasakan nikmatnya Singkong Keju, betul tidak?


0 comments:

Post a Comment