sepeninggal kisah lalu

Monday, November 8, 2010by Danty Soebandrijo | 0 comments |

tiba-tiba saya menemukan ini, satu-satunya tulisan, atau puisi, atau apalah yang menggambarkan keadaan saya dan dirinya waktu itu. setidaknya menurut perspektif saya.

semoga dia bisa melihat, dan bisa menilai mengenai apa yang pernah saya rasakan terhadap "kami" waktu itu

here it goes..

23 Juli 2010, 11:47 PM

Tengah malam,
Begitu berarti, setidaknya bagi kita. Bagi ku, dan mudah-mudahan kamu.

Tengah malam, waktu dimana kita saling cerita, saling menunggu suara bagiku, dan getar bagimu dari perangkat seluler kita. Waktu dimana hanya tersisa kita berdua didunia kita, tanpa terlibat orang lain, dan tanpa perlu mereka tahu.

Tengah malam, sebuah waktu dimana setiap detik terasa begitu cepat. Memunculkan sebuah hasrat, dan sebuah rutinitas yang makin lama kian rakus untuk dipenuhi.

Tengah malam, waktu dimana kita seolah berperan sebagai dua insan saling mengasihi, dan kita merasa nyaman akan hal itu.
Seolah-olah itu terjadi pada sepanjang waktu.

Tengah malam, memungkinkan kita berpura-pura satu sama lain, menyembunyikan masing-masing rasa didalam diri. Entah rasa apa itu, dan entah apa tujuan dari persembunyian ini.

Padahal kita tahu, tengah malam adalah waktu dimana kita tak perlu memakai topeng, karena toh kita tak butuh peri untuk mengubah kita menjadi rupawan sebelum tengah malam. Kita tahu aku adalah upik abu, dan kamu bukanlah pangeran yang dinanti setiap putri.

Dan kita tak perlu melakukan adegan kehilangan sepatu dan sayembara untuk kembali bertemu, karena kita sudah punya tengah malam. Dunia kita.

***

tulisan ini mengingatkan saya akan detik-detik yang telah saya habiskan bersamanya, dari awal hingga saat ini. saya tidak munafik bahwa sampai saat ini saya pun masih peduli terhadapnya. walau bukan kapasitas saya lagi untuk memerdulikan atau diperdulikan olehnya.

yah, apa boleh buat. dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan. dan penyesalan pasti datang belakangan.

setidaknya pernah ada cerita tentang kami. dan mungkin akan ada lagi diwaktu mendatang, bisa juga tidak.

buat dia,
maaf dan terima kasih atas apa yang pernah terjadi. satu hal, saya tidak pernah berbohong atas apa yang saya rasakan. walaupun sampai saat ini saya tidak kunjung yakin atas apa yang kamu pernah rasakan dan katakan terhadap saya dulu, saya tidak memmungkiri bahwa kamu adalah sosok yang penting bagi kehidupan saya, dulu.

maaf jika saya sulit untuk melupakan semuanya dan bertingkah seolah-olah tidak pernah ada cerita diantara kita. tapi setidaknya saya sudah berusaha semampu saya, meminimalisir dan terus menekan ego saya saat berhadapan denganmu.

semoga kamu bahagia dengannya :)

0 comments:

Post a Comment